"Article ZoOm"

Friday, 14 December 2018


Apa itu Railgun?

Railgun adalah senjata/senapan yang keseluruhan bekerja secara elektris, yang mengakselerasi proyektil konduktor di antara sepasang rel logam. Railgun bekerja dengan prinsip yang sama seperti motor homopolar. Railgun menggunakan dua kontak geser/gulir yang memungkinkan arus listrik besar melewati proyektil. Arus listrik ini berinteraksi dengan medan magnet kuat yang dihasilkan oleh sepasang rel logam dan hal inilah yang mengakselerasi proyektil. Karakteristik khusus rail gun adalah tidak digunakannya propelan (hanya proyektil dan energi elektris) dan kemampuannya untuk meluncurkan proyektil jauh lebih cepat dari teknologi senjata api.


Railgun sudah lama dikenal sebagai teknologi eksperimental dan demonstrator. Akan tetapi dalam beberapa tahun terakhir, teknologi ini sudah menjadi teknologi militer yang layak. Sebagai contoh, pada akhir 2000an, AL AS menguji railgun yang mampu mengakselerasi proyektil sebesar 3,2 kg hingga sekitar 2,4 km/detik (5.400 mil per jam). Mereka memberi motto proyek ini dengan bahasa Latin “Velocitas Eradico”, yang berarti “Kecepatan yang Menghancurkan” tetapi dapat diartikan lebih akurat menjadi “Saya Cepat dan Saya Menghancurkan”.

Terpisah dari aplikasi militer, railgun juga diusulkan untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa ke orbit. Selain jalur peluncuran yang harus panjang (dan akselerasi untuk mencapai orbit memerlukan waktu yang jauh lebih lama), peluncuran semacam ini juga hanya terbatas untuk pesawat ruang angkasa tanpa awak.


Sejarah Railgun

Pada 1918, penemu asal Perancis, Louis Octave Fauchon-Villeplee, menemukan sebuah meriam elektrik yang mempunyai kemiripan dengan motor linear. Dia mendaftarkan penemuaanya ke paten AS pada 1 April 1919, yang telah diresmikan pada Juli 1922 dengan nomor 1,421,435 “Electric Apparatus for Propelling Projectiles”. Pada alatnya, dua buah busbar dihubungkan dengan sayap dari sebuah proyektil, dan keseluruhan alatnya dikelilingi oleh medan magnetis. Dengan mengalirkan listrik melewati busbar dan proyektil, gaya terinduksi dan mendorong proyektil sepanjang busbar dan selanjutnya ke sasaran/target.

Selama PD II, ide ini kembali dimunculkan oleh Joachim Hänsler, Kantor Artileri Jerman. Dia mengusulkan senapan elektrik anti-pesawat. Pada akhir 1944 sudah cukup teori yang dikerjakan untuk membuat Flak Command Lutwaffe mengeluarkan spesifikasi senapan yang diharapkan. Mereka mengharapkan kecepatan laras 2.000 m/detik dengan proyektil yang mengandung 0,5 kg bahan peledak. Senapan ini didesain dengan 6 laras yang menembakkan 12 amunisi per menit. Akan tetapi senjata ini tidak pernah dibuat. Ketika detail desain ditemukan setelah perang, ketertarikan akan senjata ini kembali meningkat dan penelitian yang lebih detail telah dilakukan. Puncaknya pada laporan di tahun 1947 yang menyimpulkan bahwa senjata ini layak secara teoritis, hanya saja setiap senjata ini akan membutuhkan energi yang sangat besar, yang diperkirakan cukup untuk menerangi setengah kota Chicago.

Selama 1950, Sir Mark Oliphant, seorang ilmuwan Australia dan direktur pertama Research School of Physical Sciences di Australian National University, mulai desain dan pembuatan generator homopolar terbesar di dunia (500 megajoule). Generator ini digunakan untuk mengoperasikan railgun skala besar yang dipakai untuk instrumen ilmiah.



Prinsip Dasar Railgun


Sebuah railgun pada dasarnya merupakan sirkuit elektrik besar, yang dibuat dengan tiga bagian: sebuah sumber listrik, sepasang rel logam paralel dan sebuah armatur bergerak. Power supply sumber aliran listrik. Biasanya diperlukan arus listrik sebesar jutaan ampere untuk railgun kaliber menengah sampai besar. Relnya merupakan logam konduktor seperti tembaga. Biasanya panjangnya antara 4 hingga 30 kaki (9 meter) Armatur menjembatani celah antara kedua rel. Armatur dapat berbentuk potongan utuh logam konduktor atau sabot konduktif yang merupakan pembawa anak panah atau proyektil lain. Beberapa railgun menggunakan armatur plasma. Dalam set ini, sebuah logam foil tipis ditempatkan di belakang proyektil non-konduktor. Ketika arus listrik mengalir melewati foilnya, foil akan menguap dan membentuk plasma, yang mengalirkan arus listrik.

Berikut ini adalah bagaimana ketiga bagian tersebut bekerja bersama.

Arus listrik mengalir dari terminal positif power supply, naik rel positif, melewati armatur, turun ke rel negatif dan akhirnya kembali ke power supply melalui terminal negatif. Arus yang mengalir pada kabel apapun membentuk medan magnet di sekitarnya, daerah di mana gaya magnetik dirasakan. Medan magnetik ini mempunyai ukuran dan arah. Pada railgun, kedua relnya berperan seperti kabel, dengan medan magnet yang berputar di rel. Garis gaya dari medan magnet berputar berlawanan dengan arah jarum jam sepanjang rel positif dan searah jarum jam di sepanjang rel negatif. Medan magnet total di antara rel mengarah vertikal.

Seperti kabel berarus pada sebuah medan elektrik, proyektil juga mengalami gaya yang disebut sebagai gaya Lorentz. Gaya Lorentz mengarah tegak lurus dari medan magnet dan arah arus listrik yang mengalir pada armatur. Anda dapat melihat bagaimana gaya Lorentz bekerja dalam diagram di bawah ini






Perhatikan bahwa gaya Lorentz sejajar dengan rel dan menjauh dari power supply. Besarnya gaya Lorentz ditentukan dengan persamaan F = (i)(L)(B), dengan F adalah gaya total, i arus listrik, L panjang rel dan B adalah medan magnetik. Total gaya dapat diperbesar dengan menambah panjang rel atau jumlah arus listrik. Proyektil di bawah pengaruh gaya Lorentz berakselerasi ke ujung rel yang berseberangan dengan power supply dan keluar dari dalam celah. Ketika proyektil keluar dari celah, arus listrik akan terhenti.

Railgun membutuhkan arus yang sangat besar untuk menembakkan proyektil hingga kecepatan 5 Mach atau lebih. Hal ini mengakibatkan masalah pada kapal perang tradisional karena tenaganya tidak dapat didiversikan dari sistem propulsi kapal. Kapal perang generasi baru milik AL AS, DD(X) all-electric, memungkinkan penggunaan teknologi ini. Untuk menembakkan proyektil railgun, tenaga listrik didiversikan dari mesin kapal ke turret meriam. Meriam dapat menembakkan hingga enam proyektil permenit. Kemudian tenaga listrik dikembalikan ke mesin.



Masalah dan Kelemahan Railgun

Dalam Teori, railgun merupakan solusi sempurna untuk daya tembak jarak dekat dan jauh. Pada kenyataannya, teknologi ini menghadapi masalah serius.

Power supply: Menghasilkan tenaga yang diperlukan untuk mengakselerasi proyektil railgun adalah tantangan yang sangat nyata. Kapasitor harus dapat menyimpan muatan listrik hingga arus listrik yang cukup besar dapat diakumulasikan. Sementara kapasitor pada teknologi lain dibuat dengan ukuran yang sangat kecil, kapasitor pada railgun dibuat dalam ukuran yang sangat besar hingga beberapa meter kubik.

Pemanasan Resistif: Ketika arus listrik melewati konduktor akan menghasilkan panas. Pada railgun, panas yang dihasilkan akan sangat besar.

Pelelehan Logam: Kecepatan tinggi armature pada rail gun dan panas yang dihasilkan dari pemanasan resistif dapat merusak dan melelehkan rel.
Gaya Tolak: Arus pada setiap rel mengalir dengan arah yang berlawanan. Hal ini mengakibatkan gaya tolak yang proporsional dengan. Gaya tolak ini akan menekan setiap rel ke arah yang berlawanan. Karena arus pada railgun yang sangat besar, gaya tolak antara kedua rel menjadi sangat signifikan. Hal ini mengakibatkan rel hanya dapat dipakai beberapa kali, bahkan ada beberapa yang hanya dapat dipakai sekali.



Penerapan Teknologi Railgun

Railgun mempunyai banyak potensi penerapan praktis, terutama di bidang militer. Namun demikian, penerapan teoritis lain sedang dalam penelitian.


Peluncuran/Alat Bantu Peluncuran Pesawat Luar Angkasa

Bantuan elektrodinamika untuk peluncuran roket sudah dipelajari. Aplikasi luar angkasa dari Railgun melibatkan kumparan elektromagtetik dan magnet superkonduktor yang dibuat khusus. Material komposit juga digunakan dalam teknologi ini.

Pada 2003, Ian McNab membuat rencana untuk mengubah ide ini menjadi teknologi yang nyata. Akselerasi yang dihasilkan sangat signifikan lebih kuat dari yang dapat dihadapi oleh manusia. Sehingga sistem ini hanya dapat dipakai pada barang yang kokoh seperti makanan, air dan bahan bakar. Kecepatan peluncuran di bawah kondisi ideal (katulistiwa, gunung, menghadap ke timur) adalah 10.735 km/s.

McNab memperkirakan sistem ini dapat meluncurkan barang hingga 500 ton setahun dalam 2.000 kali peluncuran setahun. Karena jalur peluncurannya sepanjang 1.6 km, sumber energinya akan disuplai dari 100 mesin rotasi (kompulsator) yang tersebar sepanjang jalur. Sebuah mesin dapat me-recharge energi dalam hitungan jam sebanyak 10 MWatt. Tenaga mesin dapat berasal dari generator khusus.


Sebagai Senjata

Railgun telah diteliti sebagai senjata dengan proyektil yang tidak mengandung bahan peledak, tetapi menghasilkan kecepatan ekstrim 3.500 m/detik (sekitar 10 Mach pada permukaan laut) atau lebih. Sebagai perbandingan, senapan M16 mempunyai kecepatan proyektil 930 m/detik. Dengan demikian, membuat energi kinetik railgun sama dengan atau melebihi energi yang dihasilkan oleh proyektil berbahan peledak dengan massa yang lebih besar. Teknologi ini membuat kita dapat membawa lebih banyak amunisi dan mengurangi resiko dari pengangkutan bahan peledak di dalam tank atau kapal. Dengan penembakan berkecepatan tinggi, maka jarak jangkau semakin jauh, dan mengurangi hambatan angin.

Jika mungkin diterapkan dalam senapan otomatis, railgun akan mempunyai keuntungan dalam meningkatkan kecepatan tembak. Mekanisme “Feed” pada senjata api konvensional harus bergerak untuk mengakomodasi kebutuhan propelan dan juga amunisi. Sementara railgun hanya perlu mengakomodasi proyektil. Selanjutnya railgun tidak harus mengeluarkan selongsong peluru dari bagian belakang senapan, yang berarti peluru selanjutnya dapat ditembakkan langsung setelah peluru sebelumnya ditembakkan.


Penelitian

Model railgun skala penuh telah dibuat dan ditembakkan, termasuk meriam 90 mm berenergi konetik 9MJoule yang dikembangkan oleh DARPA AS. Masalah rel dan insulator masih perlu diselesaikan sebelum railgun dapat mulai menggantikan senjata konvensional. Mungkin sistem paling sukses konsisten dan tertua adalah yang dibuat oleh Defence Research Agency UK di Dundrennan Range, Skotlandia. Sistem ini telah beroperasi lebih dari 10 tahun dan menghasilkan rekor kecepatan dan massa proyektil.

Sistem yang dibangun oleh MTI (Military Technology Institute) Yugoslavia, dengan proyek bernama EDO-0, merupakan railgun dengan energi kinetik 7kJoule pada 1985. Pada 1987, suksesornya telah dibuat dengan nama EDO-1, yang menggunakan proyektil dengan berat 0,7 gram dan mencapai kecepatan 3000 m/detik, serta 1,1 gram dengan kecepatan 2.400 m/detik. Sistem ini menggunakan jalur dengan panjang 0,7m. Dengan sedikit modifikasi, diperkirakan sistem ini dapat mencapai 4.500m/detik. Target proyek ini adalah untuk mencapai kecepatan 7.000m/detik. Saat ini sistem ini masuk dalam daftar rahasia militer.

Militer AS mendanai berbagai eksperimen railgun. Di University of Texas, Institut Teknologi Lanjut, railgun dapat menembakkan peluru tajam baja tungsten dengan energi kinetik 9MJoule. 9MJ merupakan energi yang cukup untuk menembakkan 2 kg proyektil tungsten atau logam padat lain dengan kecepatan 3km/detik yang dapat dengan mudah menembus tank.

Naval Surface Warfare Center Dahlgren Division AS mendemonstrasikan railgun 8MJ yang menembakkan proyektil 3,2 kg pada Oktober 2006, sebagai purwarupa senjata 64MJ yang nantinya akan dipasang di kapal perang AS. Senjata yang dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih besar oleh misil Tomahawk BGM-109 dengan proyektil yang lebih kecil. Permasalahan utama yang dihadapi oleh AL AS adalah rusaknya rel akibat panas ekstrim yang dihasilkan.

Pada 31 Januari 2008, AL AS menguji railgun dengan energi 10,64 M. Kecepatan yang dihasilkan 2.520 m/detik. Diharapkan senjata ini menghasilkan kecepatan 5.800 m/detik dengan keakuratan 5m pada jarak 200 nmi (370km) dan kecepatan 10 tembakan per menit.Energinya dihasilkan dari purwarupa kapasitor 9-MJbaru yang menggunakan saklar “solid-state” dan kapasitor densitas-energi-tinggi. Dan sistem pulsa tenaga 32-MJ dikembangkan oleh Green Farm Electric Gun Research and Development Facility milik AD AS sejak 1980an. Sistem ini diperkirakan akan siap pada 2020 hingga 2025.

Uji railgun paling baru dilakukan pada 10 Desember 2010 oleh AL AS di Naval Surface Warfare Center Dahlgren Division.Pengujian ini menghasilkan rekor dunia baru dengan energi 33 MJ. Sistem ini dibuat oleh BAE System.





Pemantik Reaksi Fusi Nuklir Kurungan Inersia (Inertial Confinement Fusion)

Railgun dapat diminiaturisasi dalam ukuran sentimeter untuk diterapkan dalam reaksi fusi nuklir kurungan inersial. Reaksi Fusi dipicu dengan temperatur dan tekanan ultra-tinggi pada pusat reaktor. Teknologi saat ini menggunakan beberapa laser, biasanya 100, yang ditembakkan secara serentak ke pellet bahan bakar, menghasilkan tekanan kompresif simetris. Railgun juga dapat memantik reaksi fusi dengan menembakkan plasma energetik dari beberapa arah. HyperV Technologies sedang bekerja untuk membawa teknologi ini ke reaksi fusi.

Proses yang dikembangkan oleh Hyper V memakai 4 langkah kunci:
- Plasma dipompa menuju bilik reaksi
- Ketika tekanan sudah cukup kuat, sebuah diafragma akan pecah, dan mengirim gas ke rel.
- Taklama kemudian, voltasi yang cukup dialirkan ke rel, menghasilkan jalur konduksi gas terionisasi
- Plasma ini akan terakselerasi, dan terlontar dengan kecepatan sangat tinggi.



GENERASI TANK PERTAMA MILIK INDONESIA
"TANK HARIMAU"


Tank Harimau Hitam, atau disebut Tank Medium Modern, adalah program kerjasama antara pabrikan Turki FNSS dan pabrikan Indonesia PT Pindad. Nama lain untuk kendaraan tempur ini adalah Kaplan MT (Turki) dan Harimau Hitam (Indonesia). 


Pemerintah Indonesia dan Turki pertama kali menyepakati kerjasama pada Mei 2015 untuk bersama-sama mengembangkan 'Tank Medium Modern' untuk Angkatan Darat Indonesia dengan biaya yang dilaporkan sebesar 30 juta dolar AS. Tahap pengembangan dari program ini diperkirakan akan memakan waktu hingga 37 bulan, dengan purwarupa pertama diproduksi di Turki, dan yang kedua di Indonesia. Hak milik intelektual disepakati untuk dibagi antara kedua pemerintahan. 





Pada tanggal 1 November 2016, selama pameran Indo Defence tahun 2016, model pertama dari tank ini diluncurkan, bersama dengan beberapa spesifikasi teknisnya. Yang paling menonjol, keseluruhan bobot kendaraan dilaporkan sekitar 35 ton, dan persenjataan utama akan disediakan oleh turret buatan Belgia yang dikembangkan oleh CMI Defense yang menampilkan meriam kaliber 105mm, yang mampu menembakkan berbagai proyektil. 


Turret XC-8 dapat dilengkapi dengan senapan utama yang dirakit 105mm (XC-8 105HP) atau 120mm Smoothbore (awalnya dikembangkan / diproduksi oleh Ruag) compact tank gun (XC-8 120HP). Setiap konfigurasi senjata utama memiliki mantel senapan yang berbeda.
XC-8 dilengkapi dengan auto-loader yang diumpankan dari proyektil turret bustle, yang hanya membutuhkan awak hanya 2 kru, Gunner dan Komandan. Memungkinkan kendaraan untuk beroperasi dalam segala kondisi cuaca 24 jam sehari. Ini dilengkapi dengan Sistem Kontrol Kebakaran terkomputerisasi terbaru dengan stabilisasi yang dikontrol secara elektrik dari senjata utama yang memberikan tingkat akurasi yang tinggi apakah kendaraan itu statis atau bergerak.


Pada IDEF 2017 (9 Mei 2017), purwarupa pertama dari tank ini dipamerkan. Tank ini dapat dipasang dengan meriam Cockerill XC-8 105mm atau meriam modular Cockerill 3105. Selain itu, tank ini menggunakan armor modular sehingga dapat diganti dengan cepat ketika rusak.





Friday, 12 February 2016



Flying IED  Merupakan Evolusi Baru dalam Perang Modern







Elama perang yang tengah berlangsung di Irak dan Afghanistan, IED (Improvised Explosive Devices) telah menjadi momok yang menakutkan bagi unit darat militer Amerika Serikat. IED atau yang sering disebut sebagai bom pinggir jalan ini adalah peledak kecil dengan ledakan yang terarah. Selain bahan peledaknya, IED hanyalah bom yang dirakit dari komponen-komponen yang umum ditemukan dirumah, seperti sekering, baterai, selotip dan ponsel murah sebagai pemicunya.







IED seolah menjadi senjata yang wajib untuk taktik perang asimetris. Hal ini tidak terlepas dari biayanya yang murah, perakitan dan pengaplikasiannya mudah, dan yang terpenting dampaknya yang dapat menimbulkan kerugian besar bahkan untuk platform musuh yang berteknologi unggul. Dengan terus berkembangnya teknologi pesawat tanpa awak, kini militer AS menghadapi ancaman baru yang lebih berbahaya, yakni Flying IED.

Kekhawatiran ini mencuat ke permukaan ketika sebuah pesawat tak berawak kecil menabrak pohon di area Gedung Putih pada bulan Januari lalu. Sistem radar yang ada, yakni sistem radar yang dirancang untuk mendeteksi objek terbang yang besar seperti pesawat terbang, rudal, pesawat militer tidak mampu mendeteksi quadcopter drone yang berdiameter sekitar 60 cm yang masuk ke area terbatas di sekitar Gedung Putih. Memang drone tersebut bukanlah ancaman karena diketahui dioperasikan oleh seorang pegawai pemerintah untuk tujuan hiburan semata, tapi kejadian ini menarik perhatian para perencana militer Amerika Serikat.

Jika sistem radar Gedung Putih tidak mampu mendeteksi drone kecil ini, bukan tidak mungkin sistem radar militer yang menjaga instalasi militer AS juga tidak mampu mendeteksi drone kecil yang bersenjata. Meskipun insiden Gedung Putih dinyatakan kecelakaan dan bukan situasi yang mengancam, pejabat militer AS khawatir dengan kemungkinan akan ancaman serangan terhadap objek militer dan sipil AS oleh drone kecil bersenjata.

"Saya pribadi meyakini bahwa platform tak berawak akan menjadi salah satu senjata yang paling penting di zaman kita," Kapten Angkatan Laut. Vincent Martinez, Komandan Navy Surface Warfare Center (NSWC) EOD Technology Division, mengatakan.

Martinez mengatakan bahwa drone kecil seperti quadcopter yang mendarat di dekat Gedung Putih dapat menimbulkan potensi ancaman yang tinggi. "Bayangkan jika ada acara publik dan drone tersebut jatuh tepat di lokasi dan meledak, apakah itu akan membunuh atau tidak?", kata Martinez. Martinez melanjutkan bahwa kendaraan yang ringan seperti quadcopter memang kurang berbahaya karena hanya mampu membawa maksimal enam pon C4 plastic explosive atau beberapa granat fragmentasi, hanya mampu merusak platform-platform kecil. Namun serangan seperti itu dapat menyebabkan kegelisahan yang meluas bagi penduduk sipil bahkan meskipun tidak ada korban jiwa dalam serangan.
                                   

                               

Ada kekhawatiran besar dalam benak pelaku-pelaku pertahanan AS terkait mudahnya orang-orang mendapatkan jenis kendaraan terbang tak berawak seperti quadcopter. Drone kecil semacam ini sangat banyak diproduksi dan sangat mungkin orang atau pasukan musuh meretrofit drone tersebut dengan memberinya kemampuan untuk membawa dan meledakkan bahan peledak mematikan.




Labels:

Wednesday, 22 January 2014




Robot Dalam Pertempuran Dimasa Depan
Akan Menjadi Kenyataan





Kebutuhan akan manusia dalam perang atau konflik bersenjata mungkin segera berakhir. Perangkat-perangkat keras militer di masa depan mungkin sudah mampu berpikir dan bertindak sendiri di dalam pertempuran.

Perangkat keras militer yang dimaksud adalah robot otonom yang tidak mengenal rasa takut dan belas kasih. Salah satu jenis robot otonom yang dikembangkan saat ini adalah UAV atau pesawat udara tanpa awak. Walapun belum sepenuhnya otonom, UAV-UAV saat ini bisa dikirimkan ke lokasi pertempuran hanya dengan diluncurkan dan diperintah oleh manusia dari pangkalan militer yang jauhnya ratusan atau bahkan ribuan kilometer.

Sejak UAV seperti Predator dipersenjatai untuk digunakan dalam Perang Irak dan Afghanistan pada awal 2000-an, senjata siluman ini telah memainkan peran kunci Barat dalam "Perang Melawan Teror." UAV Predator menemukan lokasi Osama bin Laden pada tahun 2011, dan juga UAV Predator lah yang melancarkan serangan rudal akhir tahun lalu yang menewaskan pemimpin Taliban Pakistan Hakimullah Mehsud. Sejak awal mereka digunakan, tercatat UAV sudah terbang di Afghanistan sebanyak 200.000 jam.

Operator UAV sudah tentu tidak turut bertempur secara fisik, mereka berada di lokasi yang aman, terkadang bahkan sang operator tidak berada di negara tempat terjadinya pertempuran. Operator membuat keputusan sesuai dengan situasi yang mereka lihat di layar komputer yang dikirimkan secara real time oleh UAV. Keberhasilan cara bertempur semacam ini membuat AS melatih lebih banyak personel untuk menerbangkan UAV ketimbang menerbangkan pesawat tempur sesungguhnya.

Hukum pertempuran atas UAV seperti Predator dan Reaper melanggar hukum pertempuran atau tidak masih dalam perdebatan. Dasar argumen penggunaan UAV-UAV ini adalah bahwa tindakan yang hanya dilihat dari jarak ribuan kilometer jauhnya melalui layar komputer bisa saja salah, yang tentunya memiliki konsekuensi yang berat. Yang pasti, UAV saat ini masih menggunakan tenaga manusia. Bagaimana di masa depan? Yang sudah meniadakan unsur manusia, tentunya akan lebih keras dan sadis. Senjata-senjata masa depan ini akan menemukan dan menyerang targetnya sendiri, total senjata ini akan berpikir secara otonom. Setelah dikirimkan atau diterbangkan, mereka akan berperang sendiri. Mungkin istilah yang tepat untuk menggambarkannya adalah "Tembak dulu, baru bertanya kemudian."

Apa yang akan dihadirkan senjata-senjata masa depan tersebut?
Tentu saja belum banyak yang bisa diketahui, karena sebagian besar teknologi senjata masa depan disimpan dengan rapat. Tapi tanpa disadari, Anda mungkin pernah "bersentuhan" dengan perangkat-perangkat militer masa depan. Masa?

Jika Anda memainkan game Call of Duty: Black Ops 2, Anda tentu akrab dengan senjata futuristik seperti Dragonfire quadrotors dan AGR (Autonomous Ground Robot). Teknologi ini sangat mungkin dibuat.

Satu lagi, Lodestar. Lodestar adalah multiplayer killstreak yang memungkinkan pemain mengontrol rudal yang ditembakkan dari sebuah pesawat terbang di atas peta. Nah, Lodestar akan menjadi bagian nyata dari peralatan militer ketika pada saatnya nanti Angkatan Udara AS mengutus UCAS X47-B terjun ke pertempuran sesungguhnya. X47-B saat ini sedang dalam fase uji demonstrasi dan uji coba. Ini adalah Unmanned Combat Air System yang mampu terbang tanpa kendali manusia, mirip dengan pesawat rekaan pada film Stealth tahun 2005.





Hubungan antara dunia virtual dan dunia nyata tidak berhenti hanya sampai disitu. Tom Clancy's Ghost Recon: Future Soldier juga menampilkan teknologi militer masa depan. Live-action trailer dari game tersebut menampilkan hal yang mirip dengan AGR dalam game Call of Duty, yang mampu menghancurkan target tanpa perlu interaksi dengan manusia.

Kembali ke realita
Teknologi semacam ini sedang dikembangkan, dan nantinya akan mampu membuat keputusan sendiri. Lihat saja Samsung dan G-NIUS yang telah mengembangkan versi awal kendaraan dan peralatan militer yang dapat beroperasi sendiri.

G-NIUS misalnya. Dinyatakan dalam laman resminya bahwa mereka adalah perusahaan sistem darat tak berawak terkemuka Israel. Mereka mengklaim teknologi mereka bisa memberikan solusi untuk hampir semua situasi pertahanan.

Salah satu kreasi terbarunya adalah Guardium MK.1. Guardium adalah kendaran robot bersenjata yang dikembangkan untuk ditempatkan di lokasi-lokasi perimeter tertutup seperti bandara, pembangkit energi dan perbatasan.

Jika Anda berpikir G-NIUS saja sudah menakutkan, maka SGR-1 Samsung mungkin akan menjadi mimpi terburuk seseorang. SGR-1 pada dasarnya hanyalah sebuah senjata penjagaan yang diciptakan untuk memantau zona demiliterisasi Korea (Korsel-Korut). Sensornya dapat mendeteksi wajah pada jarak lebih dari 3 kilometer dan mampu menembakkan senapan mesin atau peluncur granat, full otomatis tanpa campur tangan manusia. Teknologi ini juga digunakan oleh Israel untuk menjaga perbatasannya.

Hidup di bawah kontrol robot
Bayangkan sebuah dunia dimana robot mendominasi segalanya. Beberapa contoh bagus bisa kita ambil dari film I, Robot, walaupun memang robot pada film itu digunakan untuk keperluan sipil, bukan militer.

Tapi prinsipnya sangat mirip. Jika robot menggantikan tentara di medan perang, perang akan berubah menjadi permainan catur di mana sang jenderal akan memindahkan bangkai/potongan robot yang hancur di sekitar papan catur tanpa peduli atas apa yang telah terjadi.

Jika sang jenderal hanya memindahkan sepotong logam dari medan perang tanpa rasa peduli, ini bukanlah tujuan akhir dari kekuatan teknologi. Perang bukan lagi untuk membela sekelompok orang atau bangsa, akan berubah menjadi tentang siapa yang memiliki senjata terbesar dan terbaik. Tidak peduli untuk membasmi koruptor atau tidak, yang penting mereka bisa membuat senjata yang dahsyat.

Bayangkan bila robot militer sudah dijual di perdagangan senjata internasional. Tentu permintaan akan sangat besar. Mereka akan menjadi game-changer bagi negara-negara atau bagi pemberontak-pemberontak yang telah terlibat dalam perang sudara atau konflik bersenjata yang panjang.





Akhir
Ada yang menilai bahwa robot-robot otonom yang sesungguhnya mungkin akan benar-benar muncul dalam 20-30 tahun ke depan. Di mana di masa itu prajurit tidak lagi dibutuhkan dalam pertempuran karena robot telah menggantikan mereka. Sebenarnya kesimpulan seperti itu berasal dari pikiran yang sempit. Meniadakan unsur manusia dalam persenjataan akan sangat berbahaya.


Labels:

Wednesday, 4 September 2013



TANK MASA DEPAN ( Tank PL-01 Polandia)


Perusahaan Pertahanan Polandia (PDH) bekerjasama dengan BAE Systems menampilkan konsep tank baru dalam pameran pertahanan internasional MSPO 2013.

                                            
                                             Tank PL-01 Polandia (Kredit foto: Piter Praga/Liveleak)

Tank ini dibuat di OBRUM, sebuah pusat penelitian dan pengembangan untuk perangkat mekanik di Gliwice, Polandia. Tujuan pembuatan tank yang merupakan hasil kerjasama PDH dan BAE Systems ini adalah untuk menciptakan sebuah platform tank baru. Konsep tank ringan/tank tempur infanteri ini dibuat sebagai persyaratan Angkatan Darat Polandia di masa-masa mendatang. Tank ini diberi nama PL-01.

Kendaraan ini disajikan dalam versi dan fitur layaknya tank, namun turret-nya (kubah) tak berawak dengan meriam 105mm atau 120mm yang terpasang pada chassis. Berat maksimum tank 35 ton, lengkap dengan armor dan perlindungan anti ranjau. Mesin menggunakan mesin diesel F-54.

Kecepatan off-roadnya diharapkan akan mencapai 50 km/jam sementara di jalanan mulus diharapkan mencapai 70km/jam. Kecepatan tembak untuk kedua kaliber diatas (105mm dan 120mm) adalah 6 putaran/menit dengan 16 putaran siap tembak.


Tank ini dibuat untuk bersaing dengan ratusan tank tempur infanteri dan tank ringan yang akan melengkapi Angkatan Darat Polandia. Bila sesuai rencana, pengiriman pertama untuk Angkatan Darat Polandia diharapkan bisa terjadi pada 2018. Spesifikasi resmi untuk tank baru ini belum diketahui secara pasti, produsen belum akan mengumumkannya hingga akhir tahun ini.

Pameran Pertahanan Internasional MSPO yang ke-21 kali ini diadakan di kota Kielce Polandia mulai tanggal 2 hingga 5 September 2013. Disini ditampilkan berbagai teknologi militer terbaru, persenjataan dan berbagai kelengkapan untuk tentara. MSPO juga menjadi wadah bertemunya produsen pertahanan dan pembeli potensial.

Labels:

Tuesday, 23 April 2013


Helm Cerdas dan Seragam Untuk Tentara Masa Depan


Selama 30 tahun terakhir, seragam militer telah jauh berubah. Selain menggunakan bahan baku baru, seragam militer kini dapat terhubung dengan komputer. Saat ini komputer sudah banyak tersebar di semua tingkat komando. Semua kecanggihan dari seragam, senjata dan perlengkapan personel bisa diperoleh, tinggal tergantung dari seberapa besar dana yang digelontorkan pemerintah.

Pada tahun 2025 nanti, helm militer untuk pasukan darat akan mewakili sistem pribadi yang akan digunakan untuk membawa sistem komunikasi kecil, super-ringan, plus sistem untuk bertahan hidup. Para ilmuwan Inggris dan Perancis memprediksi bahwa helm tempur di masa depan benar-benar akan menutupi seluruh kepala dan dilengkapi kamera slide-out.

Helm akan dibuat dari kevlar atau nilon balistik dengan traumatic gasket untuk melindungi tentara dari dampak peluru. Pelindung mata akan memiliki efek shading - ini akan dibuat dengan menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan untuk produksi kacamata. Perisai akan berfungsi untuk melindungi mata tentara dari berkedip tiba-tiba, misalnya, saat terjadi ledakan bom/rudal atau cahaya yang kuat.

Di bagian bawah helm, di mana wajah tetap terbuka, akan dilengkapi dengan sistem filter ganda yang dipasang di sisi helm. Filter ini akan menjamin perlindungan optimal bagi tentara dari senjata kimia dan biologi, serta dari zat beracun radioaktif dan lainnya. Singkatnya, tentara akan benar-benar terlindungi dari bahaya yang kadang-kadang tidak terdeteksi.

Untuk komunikasi pribadi, helm masa depan akan memiliki mikrofon (built-in), mirip dengan helm masa kini yang digunakan oleh pilot. Untuk komunikasi darurat, untuk memberi perintah kepada sekelompok tentara, helm akan dilengkapi dengan voice box. Voice box ini akan mencakup perangkat penerjemah, sehingga seseorang bisa berbicara dengan bahasanya negaranya sendiri.

Untuk operasi di daerah gelap, seperti di dalam sebuah gedung, helm akan dilengkapi dengan sumber cahaya. Tidak perlu menggerakkan tangan (senter dll) untuk melihat, cahaya akan otomatis diarahkan ke mana tentara itu melihat. Tidak hanya itu, helm masa depan ini akan memiliki sistem minum terpadu, mirip dengan respirator tentara Inggris saat ini. Helm masa depan setidaknya akan berbobot 1,5-2 kilogram - hampir sama beratnya dengan helm yang digunakan oleh pilot helikopter militer.


Seragam tempur infanteri dari tim respon cepat akan dibuat dengan dasar teknologi all-in-one. Tidak mirip dengan seragam infanteri dan tanker modern saat ini, yang semua alat yang dibutuhkan tergantung pada sabuk. Karena desainnya yang unik, seragam ini akan dijahit secara individual untuk setiap prajurit.

Seragam tempur masa depan tidak akan lebih tebal dari setelan menyelam saat ini. Kain yang digunakan pada seragam akan memiliki struktur kapiler, dengan kandungan zat gelatin dalam bentuk mosaik yang berguna untuk melindungi seseorang dari panas atau dingin yang berlebih. Dulu, teknologi pakaian-pemanas pernah dirancang untuk para awak pesawat pembom B-17 selama Perang Dunia II.

Di masa depan, kain seragam akan memiliki sifat tahan api dan air. Seragam ini juga akan dapat berubah warna sesuai dengan lokasi misi seorang tentara. Microdots ditanamkan ke permukaan seragam, berisi pigmentasi kimia yang memungkinkan kain untuk berubah warna dan pola untuk mengaburkan siluet manusia. Teknologi ini tidak akan membuat tentara tak terlihat, tetapi akan membuatnya lebih sulit untuk dideteksi, seperti bunglon.

Perangkat ini sudah sudah dipersiapkan dan akan semakin dikembangkan, dan tidak ada alasan untuk tidak meng-upgrade seragam tentara pada tahun 2025 nanti

Sarung tangan akan sangat lembut untuk memastikan kenyamanan dalam mobilitas maksimum, dan pada saat yang sama akan cukup tebal untuk melindungi tentara dari bahan kimia. Sepatu boot akan cukup tinggi, namun akan memiliki sol lebih tebal untuk menetralkan daya kejut yang besar. Sol juga akan memiliki perlindungan terhadap bahan kimia, termasuk cairan yang dapat melumerkan plastik. Baik sepatu bot dan sarung tangan akan terhubung dengan seragam pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki untuk memastikan perlindungan terhadap senjata nuklir. Setiap infanteri akan memakai perangkat kecil di pergelangan tangan untuk menentukan tingkat kontaminasi di lingkungan sekitarnya, termasuk tingkat radiasi.


Kantong kargo dan kantong dengan flaps akan ditempatkan pada bagian lain dari seragam. Sebagai contoh, sebuah saku di lengan kanan akan berisi pil dan suntik oksidan dengan atropin. Sebuah saku di lengan kiri akan berisi self-adhesive patch untuk memperbaiki bagian seragam yang rusak. Kantong di kaki kiri akan berisi kit pertolongan pertama, perban dan jarum suntik dengan obat penghilang rasa sakit. Kantong di kaki kanan akan berisi persediaan makanan selama 24 jam.

Ikat pinggang akan dilengkapi dengan granat dan botol air, berbagai alat dan bayonet. Ada kemungkinan bahwa pada tahun 2025, infanteri akan memiliki radar dan laser kecil namun sangat kuat. GPS akan dipasang pada lengan kanan.

Perangkat ini sudah sudah dipersiapkan dan akan semakin dikembangkan, dan tidak ada alasan untuk tidak meng-upgrade seragam tentara pada tahun 2025 nanti. Sangat menguntungkan, masing-masing infanteri akan menentukan posisinya di medan perang, sementara sang komandan dapat mengawasi anak buahnya bergerak.

Infanteri masa depan juga akan dilengkapi dengan perangkat penglihatan pada malam hari dan ransel. Senjata-senjata yang akan digunakan pasukan darat pada tahun 2025 tidak akan berbeda jauh dari senjata yang digunakan pada abad ke-20. Ada sejumlah alasan yang menunjukkan bahwa senapan serbu di masa depan akan menjadi satu standar. Ada tiga jenis senapan serbu seperti yang digunakan saat ini. Mereka adalah Steyr Pull (Austria), FAMAS (Perancis) dan SA80 (Inggris). Kaliber 5,6 mm-NATO adalah salah satu standar yang mungkin akan menjadi universal. Kemungkinan besar, senapan masa depan akan memiliki kaliber yang sama, namun dengan daya destruktif yang lebih besar.

Pada tahun 2025, senapan akan memiliki peluncur granat built-in, mungkin dari kaliber 40 milimeter, karena kaliber inilah yang paling nyaman digunakan. Divisi pejuang akan memiliki penembak jitu yang bersenjatakan senapan dan peluru smoothbore dipandu (guided). Peluncur granat akan menembakkan amunisi terprogram yang akan mampu mengubah lintasan penerbangan dan bahkan terbang di balik sudut bangunan atau langsung ke parit. (FS)

Labels:

Friday, 12 April 2013





BELL V-280 VALOR, PESAWAT TILTROTOR GENERASI KETIGA



"Dengan memperkenalkan Bell V-280 Valor, kami menegaskan komitmen kepada pelanggan militer kami. Kemampuan yang tak tertandingi dari Bell V-280 Valor dalam hal kecepatan, jangkauan danpayload, dan dikombinasikan dengan kelincahan operasional, akan memberikan nilai terbaik bagi Angkatan Darat AS," kata John Garrison, Presiden dan CEO Bell Helicopter.

"Pesawat ini merupakan solusi yang paling mutakhir dalam hal angkut operasional secara vertikal dan memberikan keuntungan warfighter. Nama pesawat ini sendiri memiliki makna penting : V mewakili angkat vertikal, 280 mewakili kecepatannya yang tak tertandingi, dan Valor (keberanian / kegagahan) sebagai penghormatan kepada pria dan wanita dalam layanan yang telah melakukan pekerjaan mereka dengan berani setiap hari," tambah Garrison.

Bell V-280 Valor, generasi ketiga tiltrotor dari Bell Helicopter, menawarkan kepada Angkatan Darat AS kesiapan teknis dan kematangan tingkat tinggi. Dengan desain US Army-centric, Bell V-280 memiliki kemampuan untuk menjalankan banyak misi dengan kecepatan dan kelincahan yang tak tertandingi. Desain clean sheet Bell-V-280 mengurangi kompleksitas dibandingkan dengan tiltrotor generasi sebelumnya, dengan bagian-bagiannya yang lebih sedikit. Valor menawarkan keunggulan terbaik dalam hal pengadaan, operasi dan dukungan, struktur kekuatan, peningkatan dalam hal perawatan, kehandalan komponen dan sistem yang dirancang untuk mengurangi biaya operasional dan dukungan.

"Bell V-280 adalah combat multiplier dengan kecepatan jelajah 280 knot dan jangkauan tempur hingga 800 mil laut. Tiltrotor adalah satu-satunya sistem angkat vertikal yang mudah disebarkan ke setiap teater (perang / operasi)," ujar Mitch Snyder, wakil presiden eksekutif untuk program militer di Bell Helicopter. "Demonstrator (Bell V-280 Valor) yang kami tampilkan ini adalah pesawat kelas menengah dengan 4 awak dan mampu menampung 11 tentara, yang mana ini adalah pencapaian tertinggi untuk keberlangsungan program-program di masa depan," tambah Snyder.






Bell V-280 Valor Army-centric ini menawarkan sejumlah kemampuan yang tak tertandingi dan fitur transformasional, antara lain :

Kecepatan : 280 knot
Jangkauan tempur : 500-800 mil laut
Penugasan strategis : 2.100 mil laut
Achieves : 6k/95 (hover out of ground effect [ HOGE ] 6.000 kaki di 95 derajat Fahrenheit
Sayap tetap non-berputar
Sistem kontrol penerbangan Triple redundant fly-by-wire
Roda pendaratan yang dapat ditarik
Dua pintu samping besar untuk kemudahan ingress / egress (masuk / keluar)
Suitable down wash

"Bell Helicopter saat ini memimpin dalam pengembangan generasi teknologi tiltrotor, ini adalah teknologi terbaik untuk angkat vertikal di masa depan. U.S. Army's JMR/TD Operational Effectiveness Analysis Report menyatakan bahwa keunggulan dalam hal kecepatan dan efisiensi bahan bakar membuat konsep tiltrotor menjadi konsep pesawat operasional yang paling efektif, ujar Snyder. "Dari pondasi pengalaman yang kuat dalam teknologi tiltrotor selama 55 tahun, termasuk platform tempur, Bell Helicopter telah menciptakan solusi akhir untuk kebutuhan FVL (future vertical lift) Angkatan Darat AS," tambah dia.

Bell Helicopter adalah salah satu pakar tiltrotor utama di dunia. Mereka memulainya dengan generasi pertama XV-3 dan XV-15, lanjut ke generasi kedua 609 (untuk sipil) dan V-22 Osprey. Didukung dengan pengalaman yang mumpuni, Bell Helicopter menjadi tim pemimpin pengembangan teknologi tiltrotor terbaik, sumber daya rekayasa mumpuni dan kemampuan industrinya mampu memenuhi kebutuhan Angkatan Darat AS.

Payload : Berat total instrumen, personel, kargo dan dll yang bisa di angkut. Jika dalam misil, berat hulu ledak yang bisa dibawa.

Downwash : Udara dipaksa turun ke bawah oleh aksi aerodinamis dari sayap atau rotor, sebagai upaya untuk proses angkat.
Pesawat akan menghasilkan gaya aerodinamis ketika membelokkan udara ke bawah. Ketika kekuatan "downwash" ini melebihi berat pesawat, maka pesawat akan naik ke udara.

Kredit foto : bellv280.com
Referensi: [artilery]

Labels: